Selasa, 04 Januari 2011

Solusi mudah untuk VPN di Linux dengan TeamViewer




Untuk seorang Admin IT terkadang dituntut harus dapat bekerja dari mana saja untuk dapat memanage perangkat komputer atau server yang ada. Apalagi kalau sedang ada gangguan dan posisi kita sedang tidak ada di kantor, sementara perangkat yang mengalami gangguan tersebut hanya bisa diakses oleh jaringan internal kantor saja. Untuk itu diperlukan VPN (Virtual Private Network) sehingga kita dapat masuk kedalam jaringan internal kantor melalui koneksi jaringan dari mana saja.

Solusi VPN ini sudah banyak tersedia, baik yang disediakan oleh ISP maupun berupa software. Saya ingin mengulas sedikit untuk dapat melakukan VPN dengan bantuan software "TeamViewer". Software ini tersedia juga untuk linux dan dapat diunduh disini : http://www.teamviewer.com/download/index.aspx. Software ini gratis selama tidak digunakan untuk keperluan komersial. TeamViewer juga menyediakan versi berbayar yang tentunya dengan feature yang lebih dari versi yang gratis.

Software ini bekerja dengan membuat koneksi pear-to-pear antara 2 buah host / client. Sehingga kita tinggal install di satu komputer dalam jaringan internal yang mau kita remote, dan satunya lagi di install pada komputer yang akan melakukan remote.

Saya menggunakan Linux Ubuntu 10.10 dan target yang akan saya remote adalah PC dengan OS Windows.
Untuk instalasi di ubuntu tinggal ketik di terminal :

$ sudo dkpg -i teamviewer_linux.deb

Setelah selesai di install tinggal kita jalankan saja dari menu di Ubuntu : Aplication - Internet - TeamViewer



Setiap software TeamViewer ini dijalankan maka akan memiliki ID tetap yang unik untuk setiap 1 komputer. dan juga akan melakukan generate passwword yang berubah-ubah setiap kali dijalankan. Nah disebelah kanannya ada menu untuk melakukan remote ke ID TeamViewer yang sudah kita install di komputer yang akan kita remote. Tinggal masukan saja ID lawan beserta passwordnya kemudian klik "connect to partner"



Dari sisi security software ini terbilang rentan karena kemudahannya untuk digunakan. Jika kita tidak ingin mengijinkan software ini running di jaringan internal, mungkin kita dapat memblokir port dan domain nya dari sisi firewal yang digunakan.


Dony Ramansyah
site : http://dony-ramansyah.bravehost.com
blog : dony-ramansyah.blogspot.com
email : dony.ramansyah[at]gmail.com
Registered linux user : ID 400171

Senin, 03 Januari 2011

Mencoba Network Attached Storage (NAS) dengan FreeNAS




Sudah 1 bulan saya tidak update blog ini, karena kesibukan dan banyak yang harus saya pelajari lagi dibulan desember 2010 kemarin. Oh iya sebelumnya saya mau mengucapkan "Selamat Tahun Baru Masehi 2011". Semoga di tahun ini kita bisa lebih baik lagi dalam menjalani setiap aktifitas.

Saat ini kebutuhan akan Network Storage Server sudah merupakan suatu kewajiban bagi perusahaan-perusahaan besar. Dimana data perusahaan akan ditempatkan secara sentralisasi di satu network storage yang dapat diakses oleh semua user yang membutuhkan, tentunya juga dilengkapi dengan policy access yang lengkap.

Keuntungan dengan menggunakan Network Storage ini adalah kemudahan dalam backup data dan kemudahan dalam administrasi serta policy dari data yang disimpam. Lebih efisien dan aman tentunya. Dan pastinya Storage Network ini juga harus dipastikan Mirror dan system DRC nya berjalan dengan baik.

Untuk kebutuhan Network Storage tersebut daapt menggunakan salah satu distro turunan dari FreeBSD yaitu "FreeNAS". FreeNAS merupakan open source NAS (Network-Attached Storage) yang support beberapa protocol seperti : CIFS (samba), FTP, NFS, TFTP, AFP, RSYNC, Unison, iSCSI (initiator and target) and UPnP.

FreeNAS juga mensupport Software RAID (0,1,5), ZFS, disk encryption, S.M.A.R.T/email monitoring dengan WEB configuration interface (dari m0n0wall).

FreeNAS dapat di install di Compact Flash/USB key, hard drive atau boot langsung dari LiveCD. Untuk mendapatkan file isonya silahkan diunduh disini : http://sourceforge.net/projects/freenas/files/stable/

File iso nya hanya sebesar 125MB saja, untuk menjalankannya juga hanya butuh komputer dengan spesifikasi yang rendah seperti Intel Pentium III dengan RAM minimal 256MB. Kebetulan saya menjalankannya di VirtualBox 4.0 dengan alokasi RAM 512MB saja.

Untuk mengetahui hardware yang didukung oleh FreeNAS ini dapat dilihat disini : http://freenas.org/freenas_users_hardware. Dan untuk melihat feature lengkapnya juga dapat dilihat disini : http://freenas.org/features.

Berikut tampilan FreeNAS pada saat booting :





Setelah berhasil booting maka FreeNAS akan langsung menyuguhkan menu untuk melakukan setting. Semua setting awal sudah tersedia wizard nya, seperti mengganti setting IP Address dapat dilakukan dengan mudah memalui menu wizard ini :



Jika sudah selesai setting IP nya, maka tinggal kita coba dari komputer lain untuk mencoba apakah IP tersebut sudah bisa di ping atau belum. Jika sudah bisa di ping, maka tinggal kita melakukan setting FreeNAS untuk storage dan lain-lainnya melalui web admin yang disediakan. Misal IP nya 10.3.15.11, ya kita tinggal browsing ke IP tersebut dari komputer lain. Kenapa harus dari komputer lain karena FreeNAS ini tidak menyediakan GUI pada distronya.



Untuk username dan password login defaultnya adalah :
user : admin
password : freenas

Setelah itu kita tinggal melakukan penambahan disk yang akan di share, menjalankan service yang di inginkan, dan melakukan setting policy untuk user dan group juga bisa dilakukan dari web admin FreeNAS. Masih banyak lagi feature yang ada di Web Admin FreeNAS ini.



FreeNAS ini juga mendukung server active directory milik Windows Server. Jadi policy user dan group dari server active directory sedangkan storage nya dialokasikan oleh FreeNAS ini.

Selamat Mencoba...

Dony Ramansyah
site : http://dony-ramansyah.bravehost.com
blog : dony-ramansyah.blogspot.com
email : dony.ramansyah[at]gmail.com
Registered linux user : ID 400171