Rabu, 25 Juni 2008

Mengenal System Life Cycle (SLC)







System Life Cycle (SLC) adalah proses evolusi yang diikuti oleh pelaksanaan sistem informasi dasar-dasar atau subsistem. Telah ada pendekatan implementasi tradisional sepanjang era komputer, dan ada perjanjian umum antara ahli-ahli komputer sehubungan dengan tugas-tugas yang dilaksanakan.

Beberapa SLC terdapat dalam perusahaan yang menggunakan komputer, mungkin ada seratus atau lebih. Pada kenyataannya SLC adalah sarana yang digunakan oleh manajemen untuk melaksanakan rencana strategis. Konsep life cycle menjadikan segala sesuatu yang tumbuh, menjadi dewasa setiap waktu dan akhirnya mati. Pola ini digunakan untuk sistem dasar komputer seperti subsistem pemrosesan data atau SSD.

System Life Cycle terdiri dari lima fase yaitu :

1. Fase Perencanaan

Pada fase ini dimulai dengan mendifinisikan masalah dan dilanjutkan dengan sistem penunjukan objektif dan paksaan. Disini sistem analis memimpin studi yang mungkin terjadi dan mengemukakan pelaksanaanya pada manajer.

2. Fase Analisis

Fase ini mempunyai tugas penting yaitu menunjukan kebutuhan pemakai informasi dan menentukan tingkat penampilan sistem yang diperlukan untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Fase ini meliputi penetapan jangkauan proyek, mengenal resiko, mengatur rangkaian tugas, dan menyediakan dasar untuk kontrol.

3. Fase Desain

Fase Desain ini meliputi penentuan pemrosesan dan data yang dibutuhkan oleh sistem yang baru, dan pemilihan konfigurasi terbaik dari hardware yang menyediakan desain. Desain system adalah ketentuan mengenal proses dan data yang dibutuhkan oleh sistem yang baru.

4. Fase Pelaksanaan / Implementasi

Fase ini melibatkan beberapa spesialis informasi tambahan yang mengubah desain dari bentuk kertas menjadi satu dalam hardware, software, dan data. Pelaksanaan adalah penambahan dan penggabungan antara sumber-sumber secara fisik dan konseptual yang menghasilkan pekerjaan sistem.

5. Fase Pemakaian / Penggunaan

Selama fase penggunaan, audit memimpin pelaksanaannya untuk menjamin bahwa sistem benar-benar dikerjakan, dan pemeliharaannya pun dilakukan sehingga sistem dapat menyediakan kebutuhan yang diinginkan.

Dari kelima fase diatas, empat fase diawal disediakan untuk dikembangkan, jadi metode yang ada didalamnya dapat berkembang sesuai zaman. Sedangkan fase yang terkahir tidak untuk dikembangan, hanya sebagai pelaksanaannya saja.


Dony Ramansyah
site : http://dony-ramansyah.bravehost.com
blog : dony-ramansyah.blogspot.com
email : dony.ramansyah[at]gmail.com
Registered linux user : ID 400171

Selasa, 17 Juni 2008

Takut dirazia..?? Sudah saatnya migrasi ke opensource..







Maraknya isu mengenai razia software bajakan yang tersebar di berbagai situs, forum, dan milist-milist membuat sebagian besar orang gusar, terutama bagi mereka yang memakai software bajakan. Banyak saat ini yang sudah mulai melirik-lirik software opensource, bahkan mereka juga mulai melirik Operating System (OS) Alternatif yaitu Linux dan Mac OS.

Hal ini sangat berdampak sekali terutama bagi orang awam, mereka mulai mencari-cari informasi mengenai kebenaran berita razia software tersebut. Dan saat ini mereka juga mulai bertahap beralih ke OpenSource. Disamping untuk legalitas, tentunya juga untuk penekanan biaya untuk software yang harus dikeluarkan. Coba saja jika semua nya menggunakan software asli dalam suatu perusahaan besar :), tentu dana yang dianggarkan untuk itu sangatlah besar juga.

Untuk itulah saat ini rating dari software-software alternatif yang OpenSource atau freeware mulai naik. Mereka mencari alternatif yang gratis. Konon dalam razia terhadap software bajakan tidak hanya Operating System (OS) dan Office yang digunakan saja yang diperiksa, namun semua software yang berjalan didalam OS tersebut. Wah kalau begitu harus asli semua ya :).

Walaupun tingkat pembajakan di Indonesia turun dari tahun kemarin dan UU-ITE sudah diberlakukan. Namun sepertinya belum sepenuhnya menyadarkan masyarakat untuk menggunakan software yang legal. Pemerintah sendiri sebetulnya sudah ikut membantu perkembangan dari Linux dengan membuat Distro Resmi Indonesia yaitu IGOS (Indonesia Go OpenSource). Namun hal ini juga kurang diminati. entah kurang dari segi hal promosi atau kalah terkenalnya dengan Distro Linux buatan luar.

Bagi para pemburu notebook baru, saat ini mereka juga mulai melirik notebook keluaran dari Apple. Memang harganya cukup mahal, namun OS yang diberikan sudah satu bundle lengkap dengan notebook tersebut. Mulai dari OS nya sampai Office Aplication dan software-sofwaare standart kebutuhan sehari-hari. Mereka menyadari kini jika memakai software bajakan dan ketahuan dalam razia maka akan didenda dengan denda yang cukup mahal. Di isu yang sedang heboh saat ini di berbagai media elektronik denganya mencapai 9,5 juta rupiah. Wow.. cukup tuh buat beli notebook baru :).

Untuk itu disini saya mengajak rekan semua untuk mulai memakai software yang legal, semuanya legal. Dan jika kita belum sanggup mari kita coba alternatif yang free nya. atau gunakan Linux jika tidak mau repot. Memang dibutuhkan sedikit waktu untuk belajar menggunakan software atau OS tersebut, hanya masalah kebiasaan saja menurut saya. Setidaknya kita bebas dari pelanggaran hak cipta. Bagi yang sudah menggunakan Linux atau software OpenSource mari kita tularkan kepada yang lain. Agar mereka juga aman dari razia tersebut.

Tidak usah takut, Linux saat ini sudah sangat familiar untuk digunakan dan juga sudah sangat user friendly sekali. Kita tinggal klik-klik saja pada saat instalasi maupun dalam penggunaanya.Bagi para pecinta game juga tidak usah khawatir, game di linux saat ini juga sudah mulai beralih ke Real 3D. Contoh nya bisa di lihat disini. Dengan menggunakan software-software Opensource tentunya kita turut memberikan sumbangsih terhadap kemajuan software OpenSource tersebut.



Dony Ramansyah
site : http://dony-ramansyah.bravehost.com
blog : dony-ramansyah.blogspot.com
email : dony.ramansyah[at]gmail.com
Registered linux user : ID 400171

Minggu, 01 Juni 2008

Turbo Pascal di Linux (Ubuntu)



Kebetulan mendapat tugas kampus untuk membuat program dengan bahasa pemrograman Pascal. Karena saya memakai Linux sebagai satu-satunya OS (Operating System) di notebook saya, maka saya hunting di google mengenai program pascal di linux.

Saya temukan beberapa diantaranya adalah Free Pascal Compiler, GNU Pascal compiler. Namun dari beberapa review yang saya temukan terkadang tidak sepenuhnya program pascal yang kita buat berjalan sempurna bila dijalankan atau di compile oleh kedua program tersebut.

Untuk itu saya mencoba menggunakan Turbo Pascal 7 dari Borland.

Langkah-langkah instalasinya sebagai berikut :

1. Download dan install dosbox dan wine terlebih dahulu di linux. Untuk keluarga debian seperti ubuntu tinggal jalan kan :
$ sudo apt-get install dosbox wine

2. Download program Turbo Pascal 7 dari sini

3. Install program turbo pascal (tp70.exe) dengan wine ke folder yang di inginkan. saya menaruhnya di /home/dony/dosbox/

4. Setelah dosbox berhasil di install maka akan muncul dimenu. jalan dosbox



5. Mounting folder dosbox tadi sebagai drive c:, caranya : mount c: /home/dony/dosbox



6. Masuk ke drive c: setelah mounting berhasil, tinggal ketik "c: lalu ENTER" untuk pindah ke drive C

7. Masuk kedalam direktori dimana pascal di install dan file tpx.exe berada :
c: cd tp/bin

8. Setelah masuk ke dalam direktori tp/bin, jalankan tpx.exe



9. Tinggal kita buat script pascal yang diinginkan



10. Selesai :)


Bagi anda yang masih kuliah dan masih belajar pemrograman pascal, tentunya tidak usah khawatir jika menggunakan Linux :). Saya mencoba semuanya berjalan dengan baik dan lancar untuk pemrograman dengan pascal tersebut.


Dony Ramansyah
site : http://dony-ramansyah.bravehost.com
blog : dony-ramansyah.blogspot.com
email : dony.ramansyah[at]gmail.com
Registered linux user : ID 400171